Selasa, 25 Maret 2008

Apresiasi Sastra Angkatan 20-an (new)

Gembala M. Yamin

Kehidupan seorang anak gembala yang begitu sederhana dan apa adanya. Membuat semua orang merasa kasihan dengan apa yang dijalaninya. Hanya sendirian di tengah lapang hanya berkawan hewan ternaknya. Begitulah nasib yang harus dijalaninya. Ketika siang saat terik matahari terasa begitu dekat dengan kepala dia hanya mampu berteduh dipepohonan rindang di sekitarnya. Membawa ternak sepanjang hari dari pagi hingga petang. Untuk menghibur diri ketika telah datang lelah dia biasanya memainkan serunai (seruling) mengalun sangat indah seperti keindahan alam semesta dan dia seolah tengah bercengkrama dengan alam yang hijau dan permai.

Tidak ada komentar: